PENELITIAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
TUGAS PENELITIAN ARSITEKTUR.
DI SUSUN OLEH :
ASEP SOPYAN.
PENDAHULUAN
Penilitian adalah terjemahan dari kata inggris research. Kata
research tersebut juga dapat di terjemah kan sebagai riset oleh beberapa ahli.
RESEARCH itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti Kembali dan to search
yang berarti Mencari. Dengan demikian arti sebenar nya dari research atau
riset adalah Mencari Kembali.
Menurut kamus Webster’s New
International, penelitian adalah penyelidikan yang berhati – hati dan kritis
dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang amat cerdik
untuk menetapkan sesuatu. Menurut Gee (1950) penelitian adalah suatu pencarian,
penyelidikan atau investigasi terhadap pengetahuan baru, atau sekurang-kurang
nya sebuah pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan
yang timbul. Metode yang digunakan bisa saja ilmiah atau tidak, tetapi
pengadaan harus kritis dan prosedur harus sempurna. Dalam masalah aplikasi, maka
Nampak nya aktivitas lebih banyak setuju kepada pencarian (search) daripada
suatu pencarian kembali (re-search). Jika proses yang terjadi adalah hal yang
selalu diperlukan, maka penelitian sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang
lingkup dari konsep dan bukan untuk menambah definisi lain terhadap
definisi-definisi yang telah begitu banyak.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian juga bertujuan
untuk merubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima, ataupun dahlil-dahlil
dengan adanya aplikasi baru dari dahlil-dahlil tersebut. Penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah (scientific menthod) disebut penelitian ilmiah
(scientific research) dengan 2 unsur penting, yaitu unsur pengamatan dan unsur
nalar.
Bagaimana halnya dengan bidang
arsitektur? Secara kapita slekta arsitektur merupakan hasil karya seni yang
bermanfaat, tahan lama, mengikuti hokum alam, ekonomis, spesifik, dan
memperhatikan keadaan pemakai yang diungkapkan berdasarkan pengalaman yang
teramati secara kreatif (Isa, 1999). Pandangan tersebut baru merupakan pendapat
pihak arsitek, belum tentu merupakan keinginan dari pihak pemakai. Kenapa hal
demikian terjadi? Hal ini disebabkan karena arsitek harus berkarya untuk
pemakai dengan memperhatikan dampaknya pada masyarakat disekitar bangunan itu.
Agar keinginan dari pemakai dapat
dipahami dengan baik, maka arsitek seharusnya datang kepada mereka yang
menanyakan tentang apa-apa saja yang di inginkannya. Kemudian bahan/fakta yang
ditanyakan diperoleh, disesuaikan dengan persyaratan kearsitekturan. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi penolakan atas seluruh maupun sebagian dari
fungsi ruang yang disediakan. Datang kepada mereka tidak berarti seacara
langsung tetapi dapat dilakukan dengan perangkat survey yang dilakukan dengan
metode penelitian ilmiah bidang social.
PERANAN
PENELITIAN ARSITEKTUR
Kegunaan penelitian arsitektur adalah
untuk memahami keinginan si pemakai tanpa mengabaikan kondisi tapak/lingkungan
setempat, dan akhirnya menterjemahkan ke dalam bentuk suatu desain. Untuk
mendapatkan hal-hal tersebut, makan seorang arsitek harus melakukan penelitian
survey, mengumpulkan data, analisis, sintesis, dan konsepsi; tetapi tetap dalam
hubungannya dengan penelitian ilmiah, baik pengertian maupun kemampuan dari
luas cakupan yang berbeda. Umumnya arsitek lebih menekankan penelitiannya pada
penemuan konsep rekayasaan ruang fisik kegiatan manusia saja. Disamping itu
seorang arsitek demi keinginan pemakai harus memposisikan arsitektur diatas
dasar ilmu-ilmu alam dan kemanusiaan, yang sama-sama ilmu empiris. Dengan kata
lain, didalam mencari kebenaran, arsitek lebih banyak memakai cara kerja
induktif, yaitu cara kerja dengan langkah-langkah berupa observasi, eksperimen,
dan penemuan. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan dilakukan cara kerja
deduktif, bila data yang diperoleh lebih banyak menggunakan data kuantitatif
seperti dilakukan ilmu-ilmu pasti lainnya, contohnya : penanganan masalah rayap
berdasarkan prinsip patologi bangunan.
Selama ini info yang diperoleh
peneliti arsitektur banyak disandarkan kepada daya ingat dari objek dalam
mencari fakta. Oleh karenanya, timbul permasalahan tentang bagaimana mengurangi
bias dari informasi yang diterima. Hal ini merupakan tambahan kerja yang
memerlukan pencermatan dari peneliti arsitektur. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa peneliti arsitektur selalu mendapatkan dirinya berkecimpung dalam masalah
aktifitas ataupun melibatkan dirinya dalam meneliti catatan aktifitas manusia,
dan harus membuat proses dan fenoma dari masalah tersebut. Variablel-variabel
fenoma arsitektur sulit sekali diukur secara kuantitatif sebab hanya membatasi
terhadapat desain saja, sehingga data yang diperoleh lebih banyak merupakan
data kualitatif.
METODE ILMIAH DALAM PENELITIAN ARSITEKTUR
Metode ilmiah dapat dikatakan suatu
pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
idealnya adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari
fakta-fakta,maka metode ilmiah berkehendak mencari jawaban tentang fakta-fakta
dengan menggunakan metode kesangsian sistematis (Nazir, 1998). Karena itu,
penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak
dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam
mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa
begitu apakah benar, dan sebagainya.
Kesulitan terbesar yang pada umumnya
dihadapi oleh seorang peneliti adalah menentukan metode ilmiah yang akan
digunakan dalam penelitiannya agar penelitian tersebut dapat memberikan hasil
yang sahih (valid) dari kacamata ilmiah. Pada penelitian kuantitatif, kesahihan
hasil penelitian banyak tergantung dari keandalan (reliability) instrument yang
dipakai serta pilihan metode statistic yang digunakan untuk menganalisis hasil
pengukurannya. Sedangkan pada penelitian kualitatif, yang pengkajiannya tidak
berdasarkan hal-hal yang terukur (measurable) lebih sulit untuk mendapatkan
hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan derajat keilmiahannya. Dalam
kaitan ini, salah satu kata kunci yang penting untuk mencapai atau mendakati
hasil penelitian kualitatif yang sahih adalah “interpretasi” yang dalam
aplikasinya sebagai metode penelitian. Pada prinsipnya penelitian kualitatif
adalah pengamatan atas sesuatu fakta untuk melihat
kecenderungan-kecenderungannya, yang dilakukan dengan cara menghubungkan dengan
fakta-fakta lainnya sebagai suatu representasi kolektif. Dengan demikian
kecenderungan-kecenderungan sesuatu fakta yang diamati dapat diidentifikasi.
Arsitektur merupakan perpaduan dari
ilmu-ilmu alam dan seni/social, sehingga pada umumnya data yang diperoleh
merupakan data kuantitatif dan data kualitatif. Penelitian di bidang arsitektur
harus mencakup tiga aspek utama yaitu kegunaan, kekuatan dan keindahan. Untuk
aspek kekuatan (struktur, bahan bangunan) dapat dilakukan penelitian
kuantitatif (data terukur). Dilain pihak untuk aspek kegunaan dan keindahan
lebih banyak diperlukan penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh
berasal dari obyek yang tidak bisa diukur (misalnya pandangan hidup, rasa
keindahan, dan sebagainya).
PERUMUSAN HIPOTESIS
Dalam metode penelitian, pengajuan
hipotesis merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi. Hipotesis sendiri
tidak lain merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang
kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang
diterima secara sementara sebagai suatu kebeneran sebagaimana adanya dan
merupakan panduan kerja dalam verifikasi. Hipotesis amat berguna dalam
penelitian.
Pengajuan hipotesis sangat berguna
dalam penelitian arsitektur. Tanpa adanya hipotesis tidak akan ada progress
dalam wawasan atau pengertian ilmiah untuk mengumpulkan fakta empiris. Tanpa
adanya ide yang membimbing (hipotesis), maka sulit dicari fakta-fakta yang
ingin dikumpulkan dan sukar menentukan mana yang relevan dan mana yang tidak
dalam desain arsitektur. Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung
pada ketajaman pengamatan si arsitek, imajinasi serta pemikiran kreatif,
kerangka analisis yang digunakan, dan metode serta desain yang dipilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar