Rabu, 04 Mei 2016

PENELITIAN ARSITEKTUR. SEMESTER VI



                   PENELITIAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

TUGAS PENELITIAN ARSITEKTUR.

DI SUSUN OLEH  :
ASEP SOPYAN.


PENDAHULUAN
Penilitian adalah terjemahan dari kata inggris research. Kata research tersebut juga dapat di terjemah kan sebagai riset oleh beberapa ahli. RESEARCH itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti Kembali dan to search yang berarti Mencari. Dengan demikian arti sebenar nya dari research atau riset adalah Mencari Kembali.
Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang berhati – hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Menurut Gee (1950) penelitian adalah suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap pengetahuan baru, atau sekurang-kurang nya sebuah pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul. Metode yang digunakan bisa saja ilmiah atau tidak, tetapi pengadaan harus kritis dan prosedur harus sempurna. Dalam masalah aplikasi, maka Nampak nya aktivitas lebih banyak setuju kepada pencarian (search) daripada suatu pencarian kembali (re-search). Jika proses yang terjadi adalah hal yang selalu diperlukan, maka penelitian sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang lingkup dari konsep dan bukan untuk menambah definisi lain terhadap definisi-definisi yang telah begitu banyak.
Secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian juga bertujuan untuk merubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima, ataupun dahlil-dahlil dengan adanya aplikasi baru dari dahlil-dahlil tersebut. Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific menthod) disebut penelitian ilmiah (scientific research) dengan 2 unsur penting, yaitu unsur pengamatan dan unsur nalar.
Bagaimana halnya dengan bidang arsitektur? Secara kapita slekta arsitektur merupakan hasil karya seni yang bermanfaat, tahan lama, mengikuti hokum alam, ekonomis, spesifik, dan memperhatikan keadaan pemakai yang diungkapkan berdasarkan pengalaman yang teramati secara kreatif (Isa, 1999). Pandangan tersebut baru merupakan pendapat pihak arsitek, belum tentu merupakan keinginan dari pihak pemakai. Kenapa hal demikian terjadi? Hal ini disebabkan karena arsitek harus berkarya untuk pemakai dengan memperhatikan dampaknya pada masyarakat disekitar bangunan itu.
Agar keinginan dari pemakai dapat dipahami dengan baik, maka arsitek seharusnya datang kepada mereka yang menanyakan tentang apa-apa saja yang di inginkannya. Kemudian bahan/fakta yang ditanyakan diperoleh, disesuaikan dengan persyaratan kearsitekturan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penolakan atas seluruh maupun sebagian dari fungsi ruang yang disediakan. Datang kepada mereka tidak berarti seacara langsung tetapi dapat dilakukan dengan perangkat survey yang dilakukan dengan metode penelitian ilmiah bidang social.
PERANAN PENELITIAN ARSITEKTUR
Kegunaan penelitian arsitektur adalah untuk memahami keinginan si pemakai tanpa mengabaikan kondisi tapak/lingkungan setempat, dan akhirnya menterjemahkan ke dalam bentuk suatu desain. Untuk mendapatkan hal-hal tersebut, makan seorang arsitek harus melakukan penelitian survey, mengumpulkan data, analisis, sintesis, dan konsepsi; tetapi tetap dalam hubungannya dengan penelitian ilmiah, baik pengertian maupun kemampuan dari luas cakupan yang berbeda. Umumnya arsitek lebih menekankan penelitiannya pada penemuan konsep rekayasaan ruang fisik kegiatan manusia saja. Disamping itu seorang arsitek demi keinginan pemakai harus memposisikan arsitektur diatas dasar ilmu-ilmu alam dan kemanusiaan, yang sama-sama ilmu empiris. Dengan kata lain, didalam mencari kebenaran, arsitek lebih banyak memakai cara kerja induktif, yaitu cara kerja dengan langkah-langkah berupa observasi, eksperimen, dan penemuan. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan dilakukan cara kerja deduktif, bila data yang diperoleh lebih banyak menggunakan data kuantitatif seperti dilakukan ilmu-ilmu pasti lainnya, contohnya : penanganan masalah rayap berdasarkan prinsip patologi bangunan.
Selama ini info yang diperoleh peneliti arsitektur banyak disandarkan kepada daya ingat dari objek dalam mencari fakta. Oleh karenanya, timbul permasalahan tentang bagaimana mengurangi bias dari informasi yang diterima. Hal ini merupakan tambahan kerja yang memerlukan pencermatan dari peneliti arsitektur. Secara umum dapat disimpulkan bahwa peneliti arsitektur selalu mendapatkan dirinya berkecimpung dalam masalah aktifitas ataupun melibatkan dirinya dalam meneliti catatan aktifitas manusia, dan harus membuat proses dan fenoma dari masalah tersebut. Variablel-variabel fenoma arsitektur sulit sekali diukur secara kuantitatif sebab hanya membatasi terhadapat desain saja, sehingga data yang diperoleh lebih banyak merupakan data kualitatif.
METODE ILMIAH DALAM PENELITIAN ARSITEKTUR
Metode ilmiah dapat dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan idealnya adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta,maka metode ilmiah berkehendak mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan metode kesangsian sistematis (Nazir, 1998). Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu apakah benar, dan sebagainya.
Kesulitan terbesar yang pada umumnya dihadapi oleh seorang peneliti adalah menentukan metode ilmiah yang akan digunakan dalam penelitiannya agar penelitian tersebut dapat memberikan hasil yang sahih (valid) dari kacamata ilmiah. Pada penelitian kuantitatif, kesahihan hasil penelitian banyak tergantung dari keandalan (reliability) instrument yang dipakai serta pilihan metode statistic yang digunakan untuk menganalisis hasil pengukurannya. Sedangkan pada penelitian kualitatif, yang pengkajiannya tidak berdasarkan hal-hal yang terukur (measurable) lebih sulit untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan derajat keilmiahannya. Dalam kaitan ini, salah satu kata kunci yang penting untuk mencapai atau mendakati hasil penelitian kualitatif yang sahih adalah “interpretasi” yang dalam aplikasinya sebagai metode penelitian. Pada prinsipnya penelitian kualitatif adalah pengamatan atas sesuatu fakta untuk melihat kecenderungan-kecenderungannya, yang dilakukan dengan cara menghubungkan dengan fakta-fakta lainnya sebagai suatu representasi kolektif. Dengan demikian kecenderungan-kecenderungan sesuatu fakta yang diamati dapat diidentifikasi.
Arsitektur merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu alam dan seni/social, sehingga pada umumnya data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dan data kualitatif. Penelitian di bidang arsitektur harus mencakup tiga aspek utama yaitu kegunaan, kekuatan dan keindahan. Untuk aspek kekuatan (struktur, bahan bangunan) dapat dilakukan penelitian kuantitatif (data terukur). Dilain pihak untuk aspek kegunaan dan keindahan lebih banyak diperlukan penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh berasal dari obyek yang tidak bisa diukur (misalnya pandangan hidup, rasa keindahan, dan sebagainya).
PERUMUSAN HIPOTESIS
Dalam metode penelitian, pengajuan hipotesis merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi. Hipotesis sendiri tidak lain merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebeneran sebagaimana adanya dan merupakan panduan kerja dalam verifikasi. Hipotesis amat berguna dalam penelitian.
Pengajuan hipotesis sangat berguna dalam penelitian arsitektur. Tanpa adanya hipotesis tidak akan ada progress dalam wawasan atau pengertian ilmiah untuk mengumpulkan fakta empiris. Tanpa adanya ide yang membimbing (hipotesis), maka sulit dicari fakta-fakta yang ingin dikumpulkan dan sukar menentukan mana yang relevan dan mana yang tidak dalam desain arsitektur. Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung pada ketajaman pengamatan si arsitek, imajinasi serta pemikiran kreatif, kerangka analisis yang digunakan, dan metode serta desain yang dipilih.